Rabu, 25 November 2015

E-Commerc


TUGAS
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

" E-Commerce "



DISUSUN OLEH :
DORA PUTRI MAULANA (13320028)

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
Mata Kuliah : Sistem Informasi Akuntansi
Dosen : Sarkius Oktavyanus Tarigan, SE,MMSI

I.      Pengetian
Definisi dari E-Commerce menurut Kalakota dan Whinston (1997) dapat ditinjau dalam 3 perspektif berikut:
1.      Dari perspektif komunikasi, E-Commerce adalah pengiriman barang, layanan, informasi, atau pembayaran melalui jaringan komputer atau melalui peralatan elektronik lainnya.
2.      Dari perspektif proses bisnis, E-Commerce adalah aplikasi dari teknologi yang
menuju otomatisasi dari transaksi bisnis dan aliran kerja.
3.      Dari perspektif layanan, E-Commerce merupakan suatu alat yang memenuhi keinginan perusahaan, konsumen, dan manajemen untuk memangkas biaya layanan (service cost) ketika meningkatkan kualitas barang dan meningkatkan kecepatan layanan pengiriman.
4.      Dari perspektif online, E-Commerce menyediakan kemampuan untuk membeli dan menjual barang ataupun informasi melalui internet dan sarana online lainnya.

A.    Tujuan dan Manfaat Menggunakan E-Commerce dalam Dunia Bisnis
Tujuan suatu perusahaan menggunakan sistim E-Commerce adalah dengan menggunakan E-Commerce maka perusahaan dapat lebih efisien dan efektif dalam meningkatkan keuntungannya.
Manfaat dalam menggunakan E-Commerce dalam suatu perusahaan sebagai sistem transaksi adalah:
1)      Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).
Transaksi on-line yang membuat semua orang di seluruh dunia dapat memesan dan membeli produk yang dijual hanya dengan melalui media computer dan tidak terbatas jarak dan waktu.
2)      Menurunkan biaya operasional (operating cost).’Transaksi E-Commerce adalah transaksi yang sebagian besar operasionalnya diprogram di dalam komputer sehingga biaya-biaya seperti showroom, bebangaji yang berlebihan, dan lain-lain tidak perlu terjadi
3)      Melebarkan jangkauan (global reach).
Transaksi on-line yang dapat diakses oleh semua orang di dunia tidak terbatas tempat dan waktu karena semua orang dapat mengaksesnya hanya dengan menggunakan media perantara komputer.
4)      Meningkatkan customer loyalty.
Ini disebabkan karena sistem transaksi E-Commerce menyediakan informasi secara lengkap dan informasi tersebut dapat diakses setiap waktu selain itu dalam hal pembelian juga dapat dilakukan setiap waktu bahkan konsumen dapat memilih sendiri produk yang dia inginkan.


5)      Meningkatkan supply management.
Transaksi E-Commerce menyebabkan pengefisienan biaya operasional pada perusahaan terutama pada jumlah karyawan dan jumlah stok barang yang tersedia sehingga untuk lebih menyempurnakan pengefisienan biaya tersebut maka sistem supply management yang baik harus ditingkatkan.
6)      Memperpendek waktu produksi.
Pada suatu perusahaan yang terdiri dari berbagai divisi atau sebuah distributor di mana dalam pemesanan bahan baku atau produk yang akan dijual apabila kehabisan barang dapat memesannya setiap waktu karena on-line serta akan lebih cepat dan teratur karena semuanya secara langsung terprogram dalam komputer.
Pernyataan-pernyataan Onno W. Purbo di atas juga didukung oleh permyataan Laura Mannisto (International Telecommunication Union, Asia and the Future of the World Economic System, 18 March 1999, London), yaitu:
1)      Ketersediaan informasi yang lebih banyak dan mudah diakses Ketersediaan informasi produksi dan harga dapat diakses oleh pembeli, penjual, produsen dan distributor.
2)      Globalisasi Produksi, distribusi dan layanan konsumen : jarak dan waktu relatif lebih pendek, sehingga perusahaan dapat berhubungan dengan rekan bisnis di lain negara dan melayani konsumen lebih cepat. Produsen dapat memilih tempat untuk memproduksi dan melayani konsumen tidak tergantung dimana konsumen itu berada. Perusahaan yang berada di negara berpendapatan rendah dapat mengakses informasi dan membuat kontak bisnis tanpa harus mengeluarkan biaya tinggi.
3)      Mengurangi biaya transaksi dengan adanya system order, pembayaran dan logistik secara online dan otomatis.
B.     Ancaman Menggunakan E-Commerce (Threats)
Threats merupakan kemungkinan-kemungkinan munculnya kejadian yang dapat membahayakan asset-aset yang berharga. Ada beberapa bentuk ancaman yang mungkin terjadi:
·         System Penetration
Orang-orang yang tidak berhak melakukan akses ke system computer dapat dan diperbolehkan melakukan segala sesuatu sesuai dengan keinginannya.
·         Authorization Violation
Pelanggaran atau penyalahgunaan wewenang legal yang dimiliki seseorang yang berhak mengakses sebuah sistim.
·         Planting
Memasukan sesuatu ke dalam sebuah system yang dianggap legal tetapi belum tentu legal di masa yang akan datang.
·         Communications Monitoring
Seseorang dapat mernantau semua infonnasi rahasia dengan melakukan monitoring komunikasi sederhana di sebuah tempat pada jaringan komunikasi.
·         Communications Tampering
Segala hal yang membahayakan kerahasiaan informasi seseorang tanpa melakukan penetrasi, seperti mengubah infonnasi transaksi di tengah jalan atau membuat sistim server palsu yang dapat menipu banyak orang untuk memberikan infonnasi rahasia mereka secara sukarela.
·         Denial of service
Menghalangi seseorang dalam mengakses informasi, sumber, dan fasilitas-fasilitas lainnya.
·         Repudiation
Penolakan terhadap sebuah aktivitas transaksi atau sebuah komunikasi baik secara sengaja maupun tidak disengaja.

C.     Kelebihan dan Kekurangan E-Commerce
Ada tiga aspek kelebihannya, yaitu:
1)      Kelebihan bagi organisasi
a)      Dapat memperluas pasar hingga pada taraf global/International
b)      Mengurangi biaya pembuatan, pendistribusian, pengambilan dan pengelolaan
c)      Meningkatkan Brand perusahaan
d)     Dapat menyediakan pelayanan kepada pelanggan yang lebih baik
e)      Mempercepat dan efesiensi proses bisnis

2)      Kelebihan bagi pelanggan
a)      Dapat memberikan layanan tanpa ada batasan waktu 1 x 24 jam
b)      Mampu memberikan pilihan serta kecepatan dalam pengiriman
c)      Dengan banyaknya pilihan pelanggan dapat membandingkan harga satu dengan lainnya
d)     Dapat melakukan review komentar terkait produk
e)      Dapat memberikan informasi lebih cepat

3)      Kelebihan bagi masyarakat
a)      Tidak perlunya perjalanan dalam kegiatan jual beli
b)      Dapat mengurangi biaya produk, sehingga harga seharusnya dapat lebih terjangkau
c)      Dapat membantu pemerintah dalam pemberian pelayanan public
Sementara kekurangannya dalam dua aspek, yakni:
1)      Kekurangan dari segi teknis
a)      Jika emplementasi buruk maka dapat terjadi kelemahan keamanan, keandalan dan standar sistem yang ada
b)      Perubahan/perkembangan industri perangkat lunak sangatlah cepat
c)      Jika terjadi kendala pada bandwidth, maka dapat terjadi kegagalan TI
d)     Kesulitan dalam integrasi sistem
e)      Terjadi masalah pada kompatibilitas sistem

2)      Kekurangan dari segi non-teknis
a)      Mahalnya biaya pembuatan/pembangunan sebuah sistem E-Commerce
b)      Tingkat kepercayaan pelanggan yang kurang terhadap situs E-Commerce
c)      Sulitnya untuk memastikan keamana dan privasi dalam setiap transaksi secara online
d)     Kurangnya perasaan dalam kegiatan jual beli
e)      Aplikasi ini terus berkembang dengan sangat cepat
f)       Masih belum murah dan amannya akses Internet pada suatu negara tertentu

D.    Beberapa Faktor Penting Yang Membantu Kesuksesan e-commerce
1)      Menyediakan harga kompetitif, lebih murah dari penjualan offline yang notabenememerlukan representasi toko fisik
2)      Jasa penjualan yang efisien, andal, cepat, tanggap dan ramah. Kepuasan pembeli sangatdiutamakan.
3)      Informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas agar tidak terjadi keragu-raguan calon pembeli.
4)      Memberikan berbagai bonus insentif belanja, seperti kupon, penawaran istimewa sertadiskon
5)      Menggunakan teknologi yang baik, aman dan memadai untuk melayani keperluanaplikasi e-commerce
6)      Memberikan perhatian khusus kepada input dan keluhan pelanggan, misalnya usulanmenjual barang jenis tertentu yang belum ada, dan masukan-masukan lainnya.
7)      Menyediakan atmosfir komunitas untuk berkumpul dengan sesama pelanggan, berdiskusi,bercerita, memberi recomendasi & rating terhadap item tertentu, dan lain-lain

E.     Masalah-Masalah Yang Mempengaruhi Kemajuan e-commerce
1)      Regulasi dan hukum yang kurang berkembang dan kurang mendukung pengembangan e-commerce ini. Keterlibatan dari regulator dalam hal ini pemerintah sangat dibutuhkan.
2)      Penipuan dengan cara pencurian identitas, carding, menipu pelanggan dll
3)      Keterbatasan e_Commerce Teknis
4)      Belum adanya standard kualitas, keamanan dan kehandalan yang diterima secara global
5)      Keterbatasan bandwith telekomunikasi
6)      Kesulitan integrasi aplikasi eCommerce dengan legacy systems
7)      Kebutuhan Web server atau infrastruktur lain yang bersifat khusus / istimewa
8)      Keterbatasan e_Commerce Non Teknis
9)      Biaya dan justifikasi 
10)  Keamanan dan privasi (kebebasan pribadi / privacy)
11)  Penolakan dan ketidak–percayaan pengguna 
12)  Keterbatasan “touch and feel” secara online
13)  Hambatan pada e-Commerce
14)  Keamanan
15)  Kepercayaan dan resiko
16)  Kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas
17)  Kurangnya model bisnis
18)  Budaya
19)  Organisasi
20)  Kejahatan (fraud)
21)  Akses internet yang lambat
22)  Legalitas dan hukum
23)  Tantangan eCommerce di Indonesia
24)  Infrastruktur telekomunikasi masih tertinggal
25)  Biaya pulsa telepon yang mahal
26)  Jangkauan ISP masih terbatas
27)  Harga hardware komputer yang mahal

II.      Jenis E-Commerce
E-Commerce  dapat  dibagi  menjadi  beberapa  jenis  yang  memiliki  karakteristik berbeda-beda yaitu:
1.      Business to Business (B2B)
Business to Business e-Commerce memiliki karakteristik:
a)      Trading  partners  yang  sudah  diketahui  dan  umumnya  memiliki  hubungan (relationship)  yang  cukup  lama.  Informasi  hanya  dipertukarkan  dengan  partner tersebut. Dikarenakan  sudah mengenal  lawan  komunikasi, maka  jenis  informasi yang dikirimkan dapat disusun sesuai dengan kebutuhan dan kepercayaan (trust).
b)      Pertukaran  data  (data  exchange)  berlangsung  berulang-ulang  dan  secara berkala, misalnya setiap hari, dengan format data yang sudah disepakati bersama. Dengan  kata  lain,  servis  yang  digunakan  sudah  tertentu.  Hal  ini  memudahkan pertukaran data untuk dua entiti yang menggunakan standar yang sama.
c)      Salah  satu  pelaku  dapat  melakukan  inisiatif  untuk  mengirimkan  data,  tidak harus menunggu parternya.
d)     Model  yang  umum  digunakan  adalah  peer-to-peer,  dimana  processing intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.

2.      Business to Consumer (B2C)
Business to Consumer e-Commerce memiliki karakteristik sebagai berikut:
a)      Terbuka untuk umum, dimana informasi disebarkan ke umum.
b)      Servis yang diberikan bersifat umum  (generic) dengan mekanisme yang dapat digunakan oleh khalayak ramai. Sebagai contoh, karena sistem Web sudah umum digunakan maka servis diberikan dengan menggunakan basis Web.
c)      Servis diberikan berdasarkan permohonan  (on demand). Konsumer melakukan inisiatif dan produser harus siap memberikan respon sesuai dengan permohonan.
d)     Pendekatan  client/server  sering  digunakan  dimana  diambil  asumsi  (client consumer)  menggunakan  sistem  yang  minimal  (berbasis Web)  dan  processing (business procedure) diletakkan di sisi server.

3.      Consumen to Consumen (C2C)
Dalam  C2C  seseorang  menjual  produk  atau  jasa  ke  orang  lain.  Dapat  juga  disebut sebagai  pelanggan  ke  palanggan  yaitu  orang  yang menjual  produk  dan  jasa  ke  satu sama lain. Lelang C2C dalam lusinan negara, penjualan dan pembelian C2C dalam situs lelang sangat banyak. Kebanyakan  lelang dilakukan oleh perantara, seperti eBay.com, auctionanything.com,  para  pelanggan  juga  dapat  menggunakan  situs  khusus  sepertibuyit.com  atau  bid2bid.com. Selain  itu  banyak  pelanggan  yang melakukan  lelangnya sendiri  seperti  greatshop.com  menyediakan  piranti  lunak  untuk  menciptakan komunitas lelang terbalik C2C online.
4.      Comsumen to Business(C2B).

Dalam C2B konsumen memeritahukan kebutuhan atas suatu produk atau jasa tertentu, dan  para  pemasok  bersaing  untuk  menyediakan  produk  atau  jasa  tersebut  ke konsumen. Contohnya  di  priceline.com,  dimana  pelanggan menyebutkan  produk  dan harga yang diinginkan, dan priceline mencoba menemukan pemasok yang memenuhi kebutuhan tersebut.  (Januri, dkk, 2008).

Jumat, 20 November 2015

STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN


TUGAS
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

"STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN"



DISUSUN OLEH :
DORA PUTRI MAULANA (13320028)

FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
Mata Kuliah : Sistem Informasi Akuntansi
Dosen : Sarkius Oktavyanus Tarigan, SE,MMSI


I.      Pengertian Struktur Pengendalian Intern
Pengertian Struktur Pengendalian Intern menurut Mulyadi adalah  “Pengendalian Intern meliputi struktur organisasi metode dan prosedur yang dikoordinasikan dan diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk mengamankan harta milik perusahaan, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansinya, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan menurut Bodnar and Hopwood, Struktur Pengendalian Intern adalah “kebijakan dan prosedur untuk menyediakan jaminan yang memadai bahwa tujuan perusahaan dapat dicapai.”
Secara umum, Pengendalian Intern merupakan bagian dari masing-masing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional perusahaan atau organisasi tertentu. Sedangkan Sistem Pengendalian Intern merupakan kumpulan dari pengendalian intern yang terintegrasi, berhubungan dan saling mendukung satu dengan yang lainnya.
Di lingkungan perusahaan, pengendalian intern didifinisikan sebagai suatu proses yang diberlakukan oleh pimpinan (dewan direksi) dan management secara keseluruhan, dirancang untuk memberi suatu keyakinan akan tercapainya tujuan perusahaan yang secara umum dibagi kedalam tiga kategori, yaitu :
1.      Keefektifan dan efisiensi operasional perusahaan
2.      Pelaporan Keuangan yang handal
3.      Kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan yang diberlakukan
Suatu pengendalian intern bisa dikatakan efektif apabila ketiga kategori tujuan perusahaan tersebut dapat dicapai, yaitu dengan kondisi : Direksi dan manajemen mendapat pemahan akan arah pencapain tujuan perusahaan, dengan, meliputi pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga kinerja, tingkat profitabilitas, dan keamanan sumberdaya (asset) perusahaan. Laporan Kuangan yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya, yang meliputi laporan segmen maupun interim. Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan sudah ditaati dan dipatuhi dengan semestinya.

II.      Unsur   Struktur Pengendalian Intern
Sruktur pengendalian intern terdiri dari 5 (lima) komponen, yaitu :
1.     Lingkungan Pengendalian
Merupakan dasar dari komponen pengendalian yang lain yang secara umum dapat memberikan acuan disiplin. Meliputi : Integritas, Nilai Etika, Kompetensi personil perusahaan, Falsafah Manajemen dan gaya operasional, cara manajemen di dalam mendelegasikan tugas dan tanggung jawab, mengatur dan mengembangkan personil, serta, arahan yang diberikan oleh dewan direksi.
Kunci lingkungan pengendalian adalah: Integritas dan Etika, Komitmen terhadap Kompetensi, Struktur Organisasi, Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab, Praktik dan Kebijakan Sumber Daya Manusia yang Baik
2.     Penilaian Resiko
Identifikasi dan analisa atas resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan yaitu mengenai penentuan “bagaimana resiko dinilai untuk kemudian dikelola”. Komponen ini hendaknya mengidentifikasi resiko baik internal maupun eksternal untuk kemudian dinilai. Sebelum melakukan penilain resiko, tujuan atau target hendaknya ditentukan terlebih dahulu dan dikaitkan sesuai dengan level-levelnya.
·        Langkah-langkah dalam penaksiran risiko adalah sebagai berikut:
a)      Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi risiko
b)      Menaksir risiko yang berpengaruh cukup signifikan
c)      Menentukan tindakan yang dilakukan untuk me-manage risiko

3.     Aktivitas Pengendalian
Kebijakan dan prosedur yang dapat membantu mengarahkan manajemen hendaknya dilaksanakan. Aktivitas pengendalian hendaknya dilaksanakan dengan menembus semua level dan semua fungsi yang ada di perusahaan.
·         Aktivitas pengendalian meliputi:
a)      Pemisahan fungsi/tugas/wewenang yang cukup
b)      Otorisasi traksaksi dan aktivitas lainnya yang sesuai
c)      Pendokumentasiaan dan pencatatan yang cukup
d)     Pengendalian secara fisik terhadap aset dan catatan
e)      Evaluasi secara independen atas kinerja
f)       Pengendalian terhadap pemrosesan informasi
g)      Pembatasan akses terhadap sumberdaya dan catatan

4.     Informasi dan Komunikasi
Menampung kebutuhan perusahaan di dalam mengidentifikasi, mengambil, dan mengkomukasikan informasi-informasi kepada pihak yang tepat agar mereka mampu melaksanakan tanggung jawab mereka. Di dalam perusahaan (organisasi), Sistem informasi merupakan kunci dari komponen pengendalian ini. Informasi internal maupun kejadian eksternal, aktifitas, dan kondisi maupun prasyarat hendaknya dikomunikasikan agar manajemen memperoleh informasi mengenai keputusan-keputusan bisnis yang harus diambil, dan untuk tujuan pelaporan eksternal.

5.     Pengawasan
Pengendalian intern seharusnya diawasi oleh manajemen dan personil di dalam perusahaan. Ini merupakan kerangka kerja yang diasosiasikan dengan fungsi internal audit di dalam perusahaan (organisasi), juga dipandang sebagai pengawasan seperti aktifitas umum manajemen dan aktivitas supervise. Adalah penting bahwa defisiensi pengendalian intern hendaknya dilaporkan ke atas. Dan pemborosan yang serius seharusnya dilaporkan kepada manajemen puncak dan dewan direksi, hal ini meliputi :
·         Mengevaluasi temuan-temuan, reviu, rekomendasi audit secara tepat.
·         Menentukan tindakan yang tepat untuk menanggapi temuan dan rekomendasi dari audit dan reviu.
·         Menyelesaikan dalam waktu yang telah ditentukan tindakan yang digunakan untuk menindaklanjuti rekomendasi yang menjadi perhatian manajemen.
Kelima komponen ini terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat memberikan kinerja sistem yang terintegrasi yang dapat merespon perubahan kondisi secara dinamis. Sistem Pengendalian Internal terjalin dengan aktifitas opersional perusahaan, dana akan lebih efektif apabila pengendalian dibangun ke dalam infrastruktur perusahaan, untuk kemudian menjadi bagian yang paling esensial dari perusahaan (organisasi).

 III.            Ancaman atas Sistem Informasi Akuntansi
Perusahaan telah semakin bergantung pada SIA, yang juga telah berkembang semakin kompleks untuk memenuhi peningkatan kebutuhan atas informasi. Sejalan dengan peningkatan kompleksitas sistem dan ketergantungan pada sistem tersebut , perusahaan menghadapi resiko atau ancaman yang bisa terjadi kepada SIA mereka. Ancaman –ancaman tersebut bisa disebabkan oleh sebagai berikut:
Tabe-7-1l
Bencana alam merupakan faktor yang tak terduga yang bisa mengancam sistem informasi. Dan kesalahan pengoperasian sistem oleh manusia  juga dapat merusak integritas sistem dan data. Pemasukan data yang salah dapat mengacaukan sistem. Begitu juga penghapusan data. Ancaman lain berupa kecurangan dan kejahatan komputer. Ancaman ini mendasarkan pada komputer sebagai alat untuk melakukan tindakan yang tidak benar. Penggunaan sistem berbasis komputer terkadang menjadi rawan terhadap kecurangan (fraud)dan pencurian.
Metode yang umum digunakan oleh orang dalam melakukan penetrasi terhadap sistem berbasis komputer ada 6 macam (Bonar dan Hopwood, 1993), yaitu:
1)      Pemanipulasian masukan.
2)      Penggantian program.
3)      Penggantian secara langsung.
4)      Pencurian data.
5)      Sabotase.
6)      Penyalahgunaan dan pencurian sumber daya komputasi.
6.     Klasifikasi Pengendalian Intern

1.      Menurut tujuannya, bedakan menjadi tiga kelompok, yaitu:
a)      Pengendalian preventif dimaksudkan untuk mencegah masalah sebelum masalah tersebut benar-benar terjadi.
b)      Pengendalian detektif untuk menemukan masalah segera setelah masalah tersebut terjadi.
c)      Pengendalian korektif dimaksudkan untuk memcahkan masalah yang ditemukan oleh pengendalian detektif.
2.      Menurut waktu pelaksanaannya, dibagi dalam dua kelompok yaitu:
a)      Pengendalian umpan balik (feedback control) adalah pengendalian yang termasuk dalam kelompok pengendalian preventif karena jenis pengawasan ini memonitor proses dan input untuk memprediksi masalah yang akan terjadi (potential problem).
b)      Pengendalian dini (feedforward control) pengendalian yang masuk dalam kelompok pengendalian detektif, karena jenis pengawasan ini mengukur sebuah proses dan menyesuaikannya apabila terjadi penyimpangan dari rencana semual.
3.      Menurut objek yang dikendalikan, maka dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a)      Pengawasan umum (general control) adalah pengawasan yang dirancang untuk menjamin bahwa lingkungan pengawasan oragnisasi mantap dan dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektivitas pengawasan aplikasi.
b)      Pengawasan aplikasi (application control) adalah pengawsan ayng digunakan untuk mencegah, mendeteksi, dan membetulkan kesalahan transaksi saat trnsaksi tersebut diproses.
4.      Menurut tempat implementasi dalam siklus pengolahan data, dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a)         Pengawasan input dirancang untuk menjamin bahwa hanya data yang sah (valid), akurat, dan diotorisasi saja yang dimasukkan dalam proses.
b)         Pengawsan proses dirancang untuk menjamin bahwa semua transaksi diproses secara akurat dan lengkap, dan semua file dan record di-update secara tepat.
c)         Pengawasan output dirancang untuk menjamin bahwa keluaran sistem diawasi dengan semestinya.
CBIS atau Computer Base Information System mengandung arti bahwa komputer memainkan peranan penting dalam sebuah sistem informasi, meskipun secara teoritis, penerapan sebuah sistem informasi memang tidak harus menggunakan komputer dalam kegiatannya, namun pada prakteknya dengan data dan kebutuhan informasi yang begitu kompleks maka peran teknologi komputer begitu dibutuhkan, peran komputer inilah yang dikenal dengan istilah “computer based” karena digunakan untuk mengolah informasi dalam sebuah sistem maka disebut “Computer Base Information System” atau sistem informasi berbasis komputer.
CBIS ini diharapkan dapat menghasilkan informasi yang berkualitas, sehingga tujuan organisasi (user) dapat tercapai secara effisien dan efektif dengan hasil yang maksimal dalam proses yang optimal dan 5 (lima) hal pokok yang merupakan manfaat dari Sistem Informasi dalam pengendalian Manajemen Organisasi adalah :
1.      Penghematan waktu (time saving)
2.      Penghematan biaya (cost saving)
3.      Peningkatan efektifitas (effectiveness)
4.      Pengembangan teknologi (technology development)
5.      Pengembangan personil akuntansi (accounting staff development)
Beberapa istilah yang terkait dengan CBIS antara lain adalah data, informasi, sistem, sistem informasi dan basis komputer. Berikut penjelasan masing-masing istilah tersebut :
·         Data : merupakan deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang kita hadapi. Jadi pada intinya, data merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan merupakan kesatuan nyata yang nantinya akan digunakan sebagai bahan dasar suatu informasi.
·         Informasi : merupakan hasil dari pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat bantu untuk pengambilan suatu keputusan.
·         Sistem : merupakan entitas, baik abstrak maupun nyata, dimana terdiri dari beberapa komponen yang saling terkait satu sama lain. Objek yang tidak memiliki kaitan dengan unsur-unsur dari sebuah sistem bukanlah komponen dari sistem tersebut.

7.     Sub Sistem dari Sistem Informasi Berbasis Komputer
Sub sistem dari CBIS adalah :
1.      Sistem Informasi Akuntansi
2.      Sistem Informasi Manajemen
3.      Sistem Pendukung Keputusan
4.      Automasi Kantor (Office Automation)
5.      Sistem Pakar

1.      SISTEM INFORMASI AKUNTANSI (SIA)
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem informasi yang menangani segala sesuatu yang berkenaan dengan Akuntansi. Akuntansi sendiri sebenarnya adalah sebuah sistem informasi. Sistem ini merupakan sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis.
2.      SISTEM INFORMASI MANAJEMEN (SIM)
Sistem Informasi Manajemen (SIM) memproses berbagai transaksi non-keuangan yang tidak bisa diproses oleh Sistem Informasi Akuntansi. Bagaimana pun juga sistem informasi manajemen di laksanakan dengan kerja bersama. Dengan mendukung semua ide dari masing-masing grup yang melakukan kerja di lapangan dan bagaimana kita memberikan semangat yang tinggi buat karyawan.
Sistem informasi manajemen adalah sistem perencanaan bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. 

3.      SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT SYSTEM)
Dalam upaya memecahkan masalah seorang problem solver akan banyak membuat keputusan. Keputusan harus diambil untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif atau untuk memanfaatkan peluang.
Keputusan terbagi menjadi :
a)      Keputusan terprogram, bersifat berulang dan rutin.
b)      Keputusan tak terprogram, bersifat baru dan tidak terstruktur, tidak ada metode pasti untuk menanganinya karena belum pernah terjadi sebelumnya.
·         Empat tahap dalam pengambilan keputusan, yaitu :
1)      Kegiatan Intelejen yaitu mengamati lingkungan untukmencari kondisi yang perlu diperbaiki.
2)      Kegiatan Merancang, yaitu menemukan, mengembangkan, dan menganalisis berbagai alternatif tindakan yang mungkin.
3)      Kegiatan Memilih yaitu memilih salah satu rangkaian tindakan diantara alternatif.
4)      Kegiatan Review yaitu menilai pilihan-pilihan yang lalu.

4.      OFFICIAL AUTOMATION (OA)
Official automation, kini disebut dengan istilah kantor virtual, mencakup semua sistem elektronik formal dan informal terutama berkaitan dengan komunikasi informasi ke dan dari orang – orang di dalam maupun diluar perusahaan. 
Pengguna Official automation dibagi menjadi empat kategori yaitu :
1)      Manajer, yang bertanggung jawab dalam mengelola sumber daya perusahaan.
2)      Profesional, tidak mengelola tetapi menyumbangkan keahlian khusus yang membedakan mereka dengan sekretaris dan pegawai administrasi.
3)      Sekretaris, ditugaskan untuk membantu pekerja terdidik (Manajer & Profesional) untuk melaksanakan berbagai tugas korespondensi, menjawab telepon, dan mengatur jadwal pertemuan.
4)      Pegawai Administrasi, melaksanakan tugas-tugas untuk sekretaris, seperti mengioperasikan mesin fotokopi, menyusun dokumen, menyimpan dokumen, dan mengirim surat.
·         Tujuan Official Automation 
a)      Menghindari Biaya, komputer tidak dapat menggantikan pegawai saat ini, tetapi setidaknya menunda penambahan poegawai yang diperlukan untuk menangani penambahan beban kerja
b)      Pemecahan Masalah kelompok, memberikan kontribusi untuk komunikasi antar manajer
c)      Pelengkap, OA tidak dapat menggantikan komunikasi interpersonal tradisional seperti tatap muka, percakapan telepon, tulisan memo, dan sejenisnya, tetapi OA bersifat melengkapi sehingga jika dikombinasikan dengan media tradisional akan memberikan sinergi.

5.      SISTEM PAKAR (EXPERT SYSTEM)
Sistem pakar (expert system) adalah sistem informasi yang berisi dengan pengetahuan dari pakar sehingga dapat digunakan untuk konsultasi. Pengetahuan dari pakar di dalam sistem ini digunakan sebagi dasar oleh Sistem Pakar untuk menjawab pertanyaan (konsultasi). 
Kepakaran (expertise) adalah pengetahuan yang ekstensif dan spesifik yang diperoleh melalui rangkaian pelatihan, membaca, dan pengalaman. Pengetahuan membuat pakar dapat mengambil keputusan secara lebih baik dan lebih cepat daripada non-pakar dalam memecahkan problem yang kompleks. Kepakaran mempunyai sifat berjenjang, pakar top memiliki pengetahuan lebih banyak daripada pakar yunior. Tujuan Sistem Pakar adalah untuk mentransfer kepakaran dari seorang pakar ke komputer, kemudian ke orang lain (yang bukan pakar).
·         Karakteristik Sistem Pakar
1)      Memiliki kemampuan belajar atau memahami masalah dari pengalaman
2)      Memberikan tanggapan yang cepat dan memuaskan terhadap situasi baru
3)      Mampu menangani masalah yang kompleks (semi terstruktur)
4)      Memecahkan masalah dengan penalaran

5)      Menggunakan pengetahuan untuk menyelasaikan masalah