TUGAS
SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI
"STRUKTUR
PENGENDALIAN INTERN"
DISUSUN
OLEH :
DORA PUTRI MAULANA (13320028)
FAKULTAS
EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI
Mata
Kuliah : Sistem Informasi Akuntansi
Dosen :
Sarkius Oktavyanus Tarigan, SE,MMSI
I. Pengertian
Struktur Pengendalian Intern
Pengertian
Struktur Pengendalian Intern menurut Mulyadi adalah “Pengendalian Intern
meliputi struktur organisasi metode dan prosedur yang dikoordinasikan dan
diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk mengamankan harta milik
perusahaan, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansinya, mendorong
efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan
sebelumnya. Sedangkan menurut Bodnar and Hopwood, Struktur Pengendalian Intern
adalah “kebijakan dan prosedur untuk menyediakan jaminan yang memadai bahwa
tujuan perusahaan dapat dicapai.”
Secara
umum, Pengendalian Intern merupakan bagian dari masing-masing sistem yang
dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman pelaksanaan operasional perusahaan
atau organisasi tertentu. Sedangkan Sistem Pengendalian Intern merupakan
kumpulan dari pengendalian intern yang terintegrasi, berhubungan dan saling
mendukung satu dengan yang lainnya.
Di
lingkungan perusahaan, pengendalian intern didifinisikan sebagai suatu proses
yang diberlakukan oleh pimpinan (dewan direksi) dan management secara
keseluruhan, dirancang untuk memberi suatu keyakinan akan tercapainya tujuan
perusahaan yang secara umum dibagi kedalam tiga kategori, yaitu :
1.
Keefektifan dan efisiensi operasional perusahaan
2.
Pelaporan Keuangan yang handal
3.
Kepatuhan terhadap prosedur dan
peraturan yang diberlakukan
Suatu
pengendalian intern bisa dikatakan efektif apabila ketiga kategori tujuan
perusahaan tersebut dapat dicapai, yaitu dengan kondisi : Direksi dan manajemen
mendapat pemahan akan arah pencapain tujuan perusahaan, dengan, meliputi
pencapaian tujuan atau target perusahaan, termasuk juga kinerja, tingkat
profitabilitas, dan keamanan sumberdaya (asset) perusahaan. Laporan Kuangan
yang dipublikasikan adalah handal dan dapat dipercaya, yang meliputi laporan
segmen maupun interim. Prosedur dan peraturan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan sudah ditaati dan dipatuhi dengan semestinya.
II. Unsur
Struktur Pengendalian Intern
Sruktur
pengendalian intern terdiri dari 5 (lima) komponen, yaitu :
1.
Lingkungan Pengendalian
Merupakan
dasar dari komponen pengendalian yang lain yang secara umum dapat memberikan
acuan disiplin. Meliputi : Integritas, Nilai Etika, Kompetensi personil
perusahaan, Falsafah Manajemen dan gaya operasional, cara manajemen di dalam
mendelegasikan tugas dan tanggung jawab, mengatur dan mengembangkan personil,
serta, arahan yang diberikan oleh dewan direksi.
Kunci
lingkungan pengendalian adalah: Integritas dan Etika, Komitmen terhadap
Kompetensi, Struktur Organisasi, Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab, Praktik
dan Kebijakan Sumber Daya Manusia yang Baik
2.
Penilaian Resiko
Identifikasi
dan analisa atas resiko yang relevan terhadap pencapaian tujuan yaitu mengenai
penentuan “bagaimana resiko dinilai untuk kemudian dikelola”. Komponen ini
hendaknya mengidentifikasi resiko baik internal maupun eksternal untuk kemudian
dinilai. Sebelum melakukan penilain resiko, tujuan atau target hendaknya
ditentukan terlebih dahulu dan dikaitkan sesuai dengan level-levelnya.
·
Langkah-langkah dalam penaksiran risiko
adalah sebagai berikut:
a)
Mengidentifikasi faktor-faktor yang
mempengaruhi risiko
b)
Menaksir risiko yang berpengaruh cukup
signifikan
c)
Menentukan tindakan yang dilakukan untuk
me-manage risiko
3.
Aktivitas Pengendalian
Kebijakan
dan prosedur yang dapat membantu mengarahkan manajemen hendaknya dilaksanakan.
Aktivitas pengendalian hendaknya dilaksanakan dengan menembus semua level dan
semua fungsi yang ada di perusahaan.
·
Aktivitas pengendalian meliputi:
a) Pemisahan
fungsi/tugas/wewenang yang cukup
b) Otorisasi
traksaksi dan aktivitas lainnya yang sesuai
c) Pendokumentasiaan
dan pencatatan yang cukup
d) Pengendalian
secara fisik terhadap aset dan catatan
e) Evaluasi
secara independen atas kinerja
f) Pengendalian
terhadap pemrosesan informasi
g) Pembatasan
akses terhadap sumberdaya dan catatan
4.
Informasi dan Komunikasi
Menampung
kebutuhan perusahaan di dalam mengidentifikasi, mengambil, dan mengkomukasikan
informasi-informasi kepada pihak yang tepat agar mereka mampu melaksanakan tanggung
jawab mereka. Di dalam perusahaan (organisasi), Sistem informasi merupakan
kunci dari komponen pengendalian ini. Informasi internal maupun kejadian
eksternal, aktifitas, dan kondisi maupun prasyarat hendaknya dikomunikasikan
agar manajemen memperoleh informasi mengenai keputusan-keputusan bisnis yang
harus diambil, dan untuk tujuan pelaporan eksternal.
5.
Pengawasan
Pengendalian
intern seharusnya diawasi oleh manajemen dan personil di dalam perusahaan. Ini
merupakan kerangka kerja yang diasosiasikan dengan fungsi internal audit di
dalam perusahaan (organisasi), juga dipandang sebagai pengawasan seperti
aktifitas umum manajemen dan aktivitas supervise. Adalah penting bahwa
defisiensi pengendalian intern hendaknya dilaporkan ke atas. Dan pemborosan
yang serius seharusnya dilaporkan kepada manajemen puncak dan dewan direksi,
hal ini meliputi :
·
Mengevaluasi temuan-temuan, reviu,
rekomendasi audit secara tepat.
·
Menentukan tindakan yang tepat untuk
menanggapi temuan dan rekomendasi dari audit dan reviu.
·
Menyelesaikan dalam waktu yang telah
ditentukan tindakan yang digunakan untuk menindaklanjuti rekomendasi yang
menjadi perhatian manajemen.
Kelima
komponen ini terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat memberikan
kinerja sistem yang terintegrasi yang dapat merespon perubahan kondisi secara
dinamis. Sistem Pengendalian Internal terjalin dengan aktifitas opersional
perusahaan, dana akan lebih efektif apabila pengendalian dibangun ke dalam
infrastruktur perusahaan, untuk kemudian menjadi bagian yang paling esensial
dari perusahaan (organisasi).
III.
Ancaman atas Sistem Informasi Akuntansi
Perusahaan
telah semakin bergantung pada SIA, yang juga telah berkembang semakin kompleks
untuk memenuhi peningkatan kebutuhan atas informasi. Sejalan dengan peningkatan
kompleksitas sistem dan ketergantungan pada sistem tersebut , perusahaan
menghadapi resiko atau ancaman yang bisa terjadi kepada SIA mereka. Ancaman
–ancaman tersebut bisa disebabkan oleh sebagai berikut:
Bencana
alam merupakan faktor yang tak terduga yang bisa mengancam sistem informasi.
Dan kesalahan pengoperasian sistem oleh manusia juga dapat merusak
integritas sistem dan data. Pemasukan data yang salah dapat mengacaukan sistem.
Begitu juga penghapusan data. Ancaman lain berupa kecurangan dan kejahatan
komputer. Ancaman ini mendasarkan pada komputer sebagai alat untuk melakukan
tindakan yang tidak benar. Penggunaan sistem berbasis komputer terkadang
menjadi rawan terhadap kecurangan (fraud)dan pencurian.
Metode
yang umum digunakan oleh orang dalam melakukan penetrasi terhadap sistem
berbasis komputer ada 6 macam (Bonar dan Hopwood, 1993), yaitu:
1)
Pemanipulasian masukan.
2)
Penggantian program.
3)
Penggantian secara langsung.
4)
Pencurian data.
5)
Sabotase.
6)
Penyalahgunaan dan pencurian sumber daya
komputasi.
6.
Klasifikasi Pengendalian Intern
1.
Menurut tujuannya, bedakan menjadi tiga
kelompok, yaitu:
a) Pengendalian
preventif dimaksudkan untuk mencegah masalah sebelum masalah tersebut
benar-benar terjadi.
b) Pengendalian
detektif untuk menemukan masalah segera setelah masalah tersebut terjadi.
c) Pengendalian
korektif dimaksudkan untuk memcahkan masalah yang ditemukan oleh pengendalian
detektif.
2.
Menurut waktu pelaksanaannya, dibagi
dalam dua kelompok yaitu:
a)
Pengendalian umpan balik (feedback
control) adalah pengendalian yang termasuk dalam kelompok pengendalian
preventif karena jenis pengawasan ini memonitor proses dan input untuk
memprediksi masalah yang akan terjadi (potential problem).
b)
Pengendalian dini (feedforward control)
pengendalian yang masuk dalam kelompok pengendalian detektif, karena jenis
pengawasan ini mengukur sebuah proses dan menyesuaikannya apabila terjadi
penyimpangan dari rencana semual.
3. Menurut
objek yang dikendalikan, maka dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
a) Pengawasan
umum (general control) adalah pengawasan yang dirancang untuk menjamin bahwa
lingkungan pengawasan oragnisasi mantap dan dikelola dengan baik untuk
meningkatkan efektivitas pengawasan aplikasi.
b) Pengawasan
aplikasi (application control) adalah pengawsan ayng digunakan untuk mencegah,
mendeteksi, dan membetulkan kesalahan transaksi saat trnsaksi tersebut
diproses.
4.
Menurut tempat implementasi dalam siklus
pengolahan data, dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
a)
Pengawasan input dirancang
untuk menjamin bahwa hanya data yang sah (valid), akurat, dan diotorisasi saja
yang dimasukkan dalam proses.
b)
Pengawsan proses dirancang untuk
menjamin bahwa semua transaksi diproses secara akurat dan lengkap, dan
semua file dan record di-update secara tepat.
c)
Pengawasan output dirancang untuk menjamin
bahwa keluaran sistem diawasi dengan semestinya.
CBIS
atau Computer Base Information System mengandung arti bahwa komputer
memainkan peranan penting dalam sebuah sistem informasi, meskipun secara
teoritis, penerapan sebuah sistem informasi memang tidak harus menggunakan
komputer dalam kegiatannya, namun pada prakteknya dengan data dan kebutuhan
informasi yang begitu kompleks maka peran teknologi komputer begitu dibutuhkan,
peran komputer inilah yang dikenal dengan istilah “computer based” karena digunakan
untuk mengolah informasi dalam sebuah sistem maka disebut “Computer Base
Information System” atau sistem informasi berbasis komputer.
CBIS
ini diharapkan dapat menghasilkan informasi yang berkualitas, sehingga tujuan
organisasi (user) dapat tercapai secara effisien dan efektif dengan hasil yang
maksimal dalam proses yang optimal dan 5 (lima) hal pokok yang merupakan
manfaat dari Sistem Informasi dalam pengendalian Manajemen Organisasi adalah :
1.
Penghematan waktu (time saving)
2.
Penghematan biaya (cost saving)
3.
Peningkatan efektifitas (effectiveness)
4.
Pengembangan teknologi (technology
development)
5.
Pengembangan personil akuntansi
(accounting staff development)
Beberapa
istilah yang terkait dengan CBIS antara lain adalah data, informasi, sistem,
sistem informasi dan basis komputer. Berikut penjelasan masing-masing istilah
tersebut :
·
Data : merupakan deskripsi dari
sesuatu dan kejadian yang kita hadapi. Jadi pada intinya, data merupakan
kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian dan merupakan kesatuan nyata yang
nantinya akan digunakan sebagai bahan dasar suatu informasi.
·
Informasi : merupakan hasil dari
pengolahan data menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya yang
menggambarkan suatu kejadian-kejadian nyata dan dapat digunakan sebagai alat
bantu untuk pengambilan suatu keputusan.
·
Sistem : merupakan entitas,
baik abstrak maupun nyata, dimana terdiri dari beberapa komponen yang saling
terkait satu sama lain. Objek yang tidak memiliki kaitan dengan unsur-unsur
dari sebuah sistem bukanlah komponen dari sistem tersebut.
7.
Sub Sistem dari Sistem Informasi
Berbasis Komputer
Sub
sistem dari CBIS adalah :
1.
Sistem Informasi Akuntansi
2.
Sistem Informasi Manajemen
3.
Sistem Pendukung Keputusan
4.
Automasi Kantor (Office Automation)
1. SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI (SIA)
Sistem
Informasi Akuntansi (SIA) adalah sebuah sistem informasi yang menangani segala
sesuatu yang berkenaan dengan Akuntansi. Akuntansi sendiri sebenarnya adalah
sebuah sistem informasi. Sistem ini merupakan sebuah sistem yang memproses data
dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan,
mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis.
2. SISTEM
INFORMASI MANAJEMEN (SIM)
Sistem
Informasi Manajemen (SIM) memproses berbagai transaksi non-keuangan yang tidak
bisa diproses oleh Sistem Informasi Akuntansi. Bagaimana pun juga sistem
informasi manajemen di laksanakan dengan kerja bersama. Dengan mendukung semua
ide dari masing-masing grup yang melakukan kerja di lapangan dan bagaimana kita
memberikan semangat yang tinggi buat karyawan.
Sistem
informasi manajemen adalah sistem perencanaan bagian dari pengendalian internal
suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan
prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya
produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen
dibedakan dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis
sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional
organisasi.
3. SISTEM
PENDUKUNG KEPUTUSAN (DECISION SUPPORT SYSTEM)
Dalam
upaya memecahkan masalah seorang problem solver akan banyak membuat keputusan.
Keputusan harus diambil untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif atau
untuk memanfaatkan peluang.
Keputusan
terbagi menjadi :
a) Keputusan
terprogram, bersifat berulang dan rutin.
b) Keputusan
tak terprogram, bersifat baru dan tidak terstruktur, tidak ada metode pasti
untuk menanganinya karena belum pernah terjadi sebelumnya.
·
Empat tahap dalam pengambilan keputusan,
yaitu :
1)
Kegiatan Intelejen yaitu mengamati
lingkungan untukmencari kondisi yang perlu diperbaiki.
2)
Kegiatan
Merancang, yaitu menemukan, mengembangkan, dan menganalisis berbagai
alternatif tindakan yang mungkin.
3)
Kegiatan Memilih yaitu memilih salah
satu rangkaian tindakan diantara alternatif.
4)
Kegiatan Review yaitu menilai
pilihan-pilihan yang lalu.
4. OFFICIAL
AUTOMATION (OA)
Official
automation, kini disebut dengan istilah kantor virtual, mencakup semua sistem
elektronik formal dan informal terutama berkaitan dengan komunikasi informasi
ke dan dari orang – orang di dalam maupun diluar perusahaan.
Pengguna Official
automation dibagi menjadi empat kategori yaitu :
1) Manajer,
yang bertanggung jawab dalam mengelola sumber daya perusahaan.
2) Profesional,
tidak mengelola tetapi menyumbangkan keahlian khusus yang membedakan mereka
dengan sekretaris dan pegawai administrasi.
3) Sekretaris,
ditugaskan untuk membantu pekerja terdidik (Manajer & Profesional) untuk
melaksanakan berbagai tugas korespondensi, menjawab telepon, dan mengatur
jadwal pertemuan.
4) Pegawai
Administrasi, melaksanakan tugas-tugas untuk sekretaris, seperti
mengioperasikan mesin fotokopi, menyusun dokumen, menyimpan dokumen, dan
mengirim surat.
·
Tujuan Official Automation
a) Menghindari
Biaya, komputer tidak dapat menggantikan pegawai saat ini, tetapi setidaknya
menunda penambahan poegawai yang diperlukan untuk menangani penambahan beban
kerja
b) Pemecahan
Masalah kelompok, memberikan kontribusi untuk komunikasi antar manajer
c) Pelengkap,
OA tidak dapat menggantikan komunikasi interpersonal tradisional seperti tatap
muka, percakapan telepon, tulisan memo, dan sejenisnya, tetapi OA bersifat
melengkapi sehingga jika dikombinasikan dengan media tradisional akan
memberikan sinergi.
5. SISTEM
PAKAR (EXPERT SYSTEM)
Sistem
pakar (expert system) adalah sistem informasi yang berisi dengan pengetahuan
dari pakar sehingga dapat digunakan untuk konsultasi. Pengetahuan dari pakar di
dalam sistem ini digunakan sebagi dasar oleh Sistem Pakar untuk menjawab
pertanyaan (konsultasi).
Kepakaran
(expertise) adalah pengetahuan yang ekstensif dan spesifik yang diperoleh
melalui rangkaian pelatihan, membaca, dan pengalaman. Pengetahuan membuat pakar
dapat mengambil keputusan secara lebih baik dan lebih cepat daripada non-pakar
dalam memecahkan problem yang kompleks. Kepakaran mempunyai sifat berjenjang,
pakar top memiliki pengetahuan lebih banyak daripada pakar yunior. Tujuan
Sistem Pakar adalah untuk mentransfer kepakaran dari seorang pakar ke komputer,
kemudian ke orang lain (yang bukan pakar).
·
Karakteristik Sistem Pakar
1) Memiliki
kemampuan belajar atau memahami masalah dari pengalaman
2) Memberikan
tanggapan yang cepat dan memuaskan terhadap situasi baru
3) Mampu
menangani masalah yang kompleks (semi terstruktur)
4) Memecahkan
masalah dengan penalaran
5) Menggunakan
pengetahuan untuk menyelasaikan masalah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar